Lengkuas (Alpinia galanga L)
Masyarakat Indonesia memiliki sumber mata pencaharian di sektor pertanian. Sektor pertanian meliputi beberapa subsektor yaitu subsektor holtikultura, tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Holtikultura berperan penting dalam bidang pertanian karena merupakan subsektor yang menjadi penghasil kebutuhan bahan pangan pelengkap di masyarakat. Tanaman obat/biofarma, tanaman hias, sayur-sayuran dan buah-buahan termasuk kedalam holtikultura.
Lengkuas (Alpinia
galanga L) disebut juga sebagai greater
galangal atau lesser galangal,
termasuk kedalam keluarga Zingiberaceae.
Tanaman ini diduga berasal dari Asia Tenggara atau China bagian selatan. Saat
ini, lengkuas telah berkembang dan dibudidayakan di Asia Tenggara, seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India.
Jenis – Jenis lengkuas di Indonesia yaitu lengkuas
merah, lengkuas putih, dan lengkuas dengan warna antara merah dan putih. Masing
– masing lengkuas memiliki ukuranrimpang dari yang kecil, sedang, sampai besar,
semuanya merupakan A. Galanga.
Klasifikasi lengkuas adalah sebagai berikut:
Kingdom
|
Plantae
|
Sub Kingdom
|
Viridiplantae
|
Infra Kingdom
|
Streptophyta
|
Super Divisi
|
Embryophyta
|
Divisi
|
Tracheophyta
|
Sub Divisi
|
Spermatophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Super Ordo
|
Lilianae
|
Ordo
|
Zingiberales
|
Famili
|
Zingiberaceae
|
Genus
|
Alpinia Roxb
|
Spesies
|
Alpinia galanga (L)
|
Morfologi Lengkuas
Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk dan berbentuk
sililindris. Putiknya berwarna kuning kehijauan. Mahkota bunga berbentuk tabung
dan berwarna putih. Buah buninya berbentuk bulat, keras, berwarna hijau ketika
muda, dan hitam ketika tua. Akar serabutnya berwarna coklat muda. Tanaman ini
digolongkan menjadi dua yaitu lengkuas berimpang merah dan berimpang putih. Rimpang
lengkuas bisa dipanen umur 2 – 3 bulan, sedangkan tanaman tua yang sudah
berserat dipanen pada umur 4 – 7 bulan.
Kandungan Lengkuas
Lengkuas banyak mengandung oleoresin yang terdiri
dari komponen damar dan minyak atsiri. Selain itu, lengkuas mengandung komponen,
yang terdiri dari galangin, kaemferol, kuersetin, dan miliselin. Komponen
lainnya adalah a-pinen, 1.8- sineol, limonen, terpineol, kaemferol, kuarsetin, dan
miristin. Masyarakat menggunakan lengkuas sebagai pewangi dan penambah cita
rasa masakan. Selain itu, rimpang mudanya banyak dimanfaatkan sebagai sayuran
dan lalapan. Dalam bidang pengobatan, lengkuas digunakan sebagai antiseptik,
pencegahan kanker, antialergi, antijamur, dan antioksidan. Selain itu,
digunakan sebagai obat panu, pelancar haid, diuretik, memperkuat lambung,
menigkatkan nafsu makan, dan sebagai penyegar. (Suranto, 2004:70). Berbagai kandungan
senyawa yang terdapat pada lengkuas yang telah disebutkan tersebut membuat
masyarakat menggunakan lengkuas sebagai bahan obat tradisional, bahkan industri
– industri biofarmaka baik industri di dalam negeri maupun di luar negeri membutuhkan lengkuas sebagai salah satu bahan produksinya.
Kebutuhan Lengkuas
Lengkuas untuk kebutuhan
rumah tangga dipasarkan dalam bentuk lengkuas basah, sedangkan untuk kebutuhan
biofarmaka, produsen industri biofarmaka membutuhkan lengkuas kering dengan
pengurangan kadar air 80%. Dibutuhkan 3 –
5 kg lengkuas basah untuk menghasilkan satu kg lengkuas kering. Pertumbuhan produksi
tanaman obat mengalami peningkatan yang cukup signifikan, walaupun ada beberapa
jenis tanaman obat mengalami penurunan produksi dari tahun sebelumnya. Selama periode
2009 – 2002 berdasarkan data dari Direktorat Jendral Holtikultura 2015, jumlah
produksi lengkuas selalu mengalami penurunan, walaupun tidak terlalu
signifikan. Selama periode tahun 2012 – 2013, jumlah produksi lengkuas
mengalami peningkatan produksi sebesar 19,84%, dari total produksi sebanyak 58
286 488 kg pada tahun 2012 naik menjadi 69 730 902 kg pada tahun 2013. Penurunan
jumlah produksi tanaman obat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satunya adalah nilai jual atau harga yang tidak terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan hasil pertanian lainya.
Komentar
Posting Komentar